“Abi Abi, kepala Umi sakit sekali bi” keluh seorang istri kepada suaminya. Dengan sangat sigap sang suami mengambil sikap siap sedia, bagai seorang prajurit ayan mendapat perintah dari komandannya. Segera ia menghampiri sebuah kotak yang terletak di salah satu sudut rumah. Di dalam kotak tersebut, terdapat banyak obat-obatan bertuliskan herbal. Wajar, sebab di awal paragraf tadi disebutkan bahwa pasangan suami istri ini menggunakan istilah Abi dan Umi.

                Kembali ke cerita. Sang suami pun mengambil sebuah botol obat, tak lupa ia juga mengambil segelas air. Setelah doa berada di samping sang istri, ia berkata “Umi ini mi diminum dulu obatnya” tak lupa sambil mengingatkan untuk membaca Basmalah tentunya.

                Bagi anda yang sudah berkeluarga, barangkali kisah tersebut di atas akan membangkitkan bayangan romantisme yang pernah atau akan terjadi antar suami istri. Namun bagi yang belum berkeluarga tidak perlu kecewa. Sebab, tulisan ini tidak akan membahas tentang romantisme dalam rumah tangga.

                Kisah di atas hanyalah kisah fiktif yang muncul dari khayalan penulis. Walaupun barangkali, kisah tersebut benar-benar terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Berikutnya akan kita bahas beberapa kisah nyata yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia yang paling mulia, yakni Rasulullah ﷺ.

                Kisah pertama terjadi dalam rumah tangga beliau, sebagaimana yang terdapat dalam sebuah riwayat:

عَنْ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أَهْلِهِ، يَمْسَحُ بِيَدِهِ اليُمْنَى وَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا»

Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya nabi Sholallahu ‘alaihi wa sallam (biasa) memberikan perlindungan untuk sebagian keluarganya dengan cara mengusap dengan tangan kanannya seraya berdoa “Yaa Allah Rabb Manusia! Hilangkanlah sakit, sembuhkanlah karena Engkau adalah Maha Penyembuh. Tiada kesembuhan melainkan dari-Mu, kesembuhan yang sama sekali tidak meninggalkan rasa sakit” (HR. Bukhori no: 5734)

                Kisah kedua terjadi antara Rasulullah ﷺ dengan sahabatnya:

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيِّ، أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعًا يَجِدُهُ فِي جَسَدِهِ مُنْذُ أَسْلَمَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ، وَقُلْ بِاسْمِ اللهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ»

Dari Utsman bin Abil ‘Ash Ats Tsaqofy ra, bahwasanya ia mengadu kepada Rasulullah ﷺ akan rasa sakit yang mendera tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Maka Rasulullah ﷺ berkata kepadanya: “Letakkanlah tangan kananmu di atas anggota tubuh yang terasa sakit! Dan ucapkanlah Bismillah tiga kali, kemudian ucapkanlah sebanyak tujuh kali A’udzu billahi wa qudrotihi min syarri mas ajidu wa uhaadziru {Aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari keburukan apa-apa yang aku dapati dan aku hindari}” (HR. Muslim no: 2202)

                Kisah ketiga terjadi antara Rasulullah ﷺ dengan Malaikat Jibril AS:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّ جِبْرِيلَ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ؟ فَقَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: «بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ»

Dari Abu Sa’id Al Khudry ra, bahwasanya Jibril AS pernah mendatangi Nabi ﷺ lalu bertanya: “Wahai Muhammad! Apakah engkau merasa sakit? Beliau menjawab: “Iya”. Jibril berdoa: “Bismillahi urqiika, min kulli syai’in yu’dziika, min syarri kulli nafsin au ‘ainin haasidin, Allahu yasyfiika Bismillahi urqiika {Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari keburukan setiap jiwa atau mata yang mendengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu}” (HR. Muslim no: 2186)

                Perhatikan! Barangkali tiga kisah dari riwayat di atas belum pernah kita lakukan ketika kita atau anggota keluarga kita sedang sakit. Ketika ada yang merasa sakit, dalam benak nabi ﷺ adalah Allah ﷻ, bukan yang lain. Sedangkan banyak di antara umatnya ketika ada yang sakit, pertama kali yang muncul dalam benak mereka adalah Osk*d*n, asp*r*n, paracatamol dan lain-lain. Setelah rasa sakit tak kunjung sembuh, barulah dokter umum yang akan dituju. Jika tak kunjung sembuh juga, maka dokter spesialis yang akan diburu. Barulah ketika semua hal sudah dilakukan, namun hasil tak sesuai harapan, teringatlah bahwa Allah ﷻ adalah Maha Penyembuh.