Select Page

Orang-orang munafik dengan segala macam sepak terjangnya, selalu mengundang kegeraman kaum Muslimin di mana pun, dan kapan pun mereka berada. Pada zaman nabi Muhammad ﷺ, mereka pun melakukan hal sama. Di bawah komando Abdullah bin Ubay bin Salul, sang dedengkot munafik, orang-orang munafik membuat kericuhan dengan menghasut dan memecah belah barisan kaum Muslimin.

Semua perbuatan yang mereka lakukan adalah karena kesombongan, sekaligus bukti akan kedunguan serta kejahilan mereka. Dalam surat Al-Munafiqun, Allah ﷻ mengungkap tabir kemunafikan mereka, serta menjelaskan hakikat perbuatan mereka dengan kalimat yang singkat namun syarat akan makna. Allah ﷻ berfirman:

هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُواْ عَلَىٰ مَنۡ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّواْۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ  [الـمنافقون: 7]

Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengerti. [Al-Munafiqun: 7]

يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَلَّۚ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ  [الـمنافقون: 8]

Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. [Al-Munafiqun:8]

Dua ayat yang memiliki penutup sangat mirip,

ولكن المنافقين لا يفقهون

ولكن المنافقين لا يعلمون

Ibnu Jama’ah dalam Kasyful Ma’ani menjelaskan: Tatkala orang-orang munafik berkata kepada orang-orang Anshar “Janganlah kalian berinfak kepada orang-orang yang ada di sisi Rasulullah (Muhajirin) …..” Allah ﷻ menutup kisah tersebut dengan kalimat “Mereka tidak mengerti”, yakni otang munafik tidak mengerti atau tidak paham bahwa urusan rizki itu adalah kuasa Allah ﷻ, dan bahwa instruksi mereka sama sekali tidak akan membahayakan kaum Muslimin. Karena jikalau orang-orang Anshar tidak membantu Muhajirin dengan harta mereka, niscaya Allah ﷻ akan memberikan orang-orang Muhajirin rizki dari jalan lain.

Sesungguhnya perbendaharaan langit dan Bumi adalah milik Allah ﷻ, Ia mampu mendatangkan rizki dari mana saja dan untuk siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan perlu diingat, bahwa orang-orang berada di sisi Rasulullah ﷺ bukan lantaran harta. Perkara demikian merupakan sesuatu yang tersembunyi, diperlukan penalaran serta pemikiran yang jernih untuk memahaminya.

Adapun kalimat “Mereka tidak mengetahui” adalah balasan dari Allah ﷻ, ketika dedengkot orang-orang munafik, Abdullah bin Ubay bin Salul mengatakan “…. benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah (Muhajirin) dari padanya (Madinah)”. Karena ungkapan yang mereka lontarkan menunjukkan ketidaktahuan mereka bahwasanya kemuliaan adalah milik Allah ﷻ, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Allah ﷻ memberi kemuliaan untuk siapa saja yang dikehendaki-Nya, serta menghinakan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Perkara demikian merupakan sesuatu yang tampak nyata bagi siapa saja yang mengenal Allah ﷻ.

Jika kita menduga, bahwa sebuah lembaga atau jamaah akan binasa, lantaran kita tidak mendermakan harta kita. Maka hal tersebut tentunya salah, lalu apa bedanya pola pikir kita dengan mereka? Allah ﷻ mampu memberikan pertolongan untuk siapa saja yang dikehendaki-Nya dari arah mana saja yang Ia kehendaki pula. Justru, jika kita menahan harta kita, bisa saja Allah ﷻ akan menahan rizki-Nya untuk kita.

Wallahu A’lam Bis Showab