Hikmah sakit | Semua orang pasti pernah merasakan sakit, baik itu sakit pada fisik ataupun psikisnya. Jika sakit, semua kenikmatan yang ada terasa sirna. Lidah tak lagi mampu menikmati lezatnya makanan, mata tak lagi mampu menikmati indahnya pemandangan. Belum lagi ditambah rasa perih, luka, serta rasa lain yang menyiksa turut serta mendera.

Begitulah sekiranya gambaran sakit. Sehingga sangat wajar, jika dikatakan bahwa sakit adalah siksa, karena memang ia menyiksa siapa pun yang mengalaminya. Lalu jika ada seseorang yang sakit, apakah hal itu selalu pertanda bahwa Allah ﷻ sedang menyiksa hamba tersebut?

Saudaraku, jika Anda adalah seorang Bapak atau Ibu, apa sekiranya yang Anda rasakan saat sang Buah Hati tercinta mengalami sakit? Saudaraku, apa yang Anda rasakan saat orang terdekat Anda sedang tertimpa musibah?

Bermacam rasa bercampur, dalam komposisi yang tidak bisa dijelaskan oleh angka tentunya. Namun di antara sekian rasa itu, ada rasa yang mendominasi atas sebagiannya. Jika mereka sakit, apakah Anda merasa iba? Apakah cinta Anda bertambah? Apkah Anda melupakan kesalahan-kesalahannya? Jawab saja iya!

Betapa sering Anda dibuat kesal, entah itu oleh anak atau orang terdekat lainnya. Namun kekesalan itu tiba-tiba hilang saat mereka sakit. Betapa banyak kesalahan yang telah mereka buat, namun tiba-tiba Anda memaafkan semua kesalahannya saat mereka sakit. Betapa banyak air mata Anda tertumpah, betapa banyak janji terucap, betapa banyak kecupan dan pertanyaan dilontarkan, semua itu saat mereka sakit.

Itu semua adalah gambaran cinta serta sikap seorang makhluk pada makhluk lainnya. Lalu bagaimana cinta Allah ﷻ Sang Pencipta pada hamba-Nya? Perhatikan Hadits berikut!

Rasulullah  kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah
bertanya kepada kami, “Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?” Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya. ”Maka Rasulullah bersabda,
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Sekarang apakah Anda sudah paham, kenapa Allah ﷻ memberikan sakit pada hamba-Nya? Iya, Ia ingin menghapus segala dosa yang telah diperbuat oleh hamba-Nya, Ia ingin memperbesar rasa cinta pada hamba tersebut. Sekarang Anda juga mungkin paham, kenapa Rasulullah ﷺ mengalami sakit yang luar biasa menjelang wafatnya. Beliau tiada memiliki dosa, sakit itu tidak lain hanya untuk menambah cinta dan kemuliaan baginya.

 

Wahai jiwa yang sedang sakit tubuhnya!
Wahai jiwa yang sedang terenggut kenikmatannya!
Sakitmu adalah penggugur dosa
Sakitmu adalah tanda cinta
Aku hanya bisa berkata
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al Musthofa
“Sabarlah wahai keluarga Yasir! Karena sesungguhnya yang dijanjikan untuk kalian adalah Surga”